Semangat Pagi

Oleh : Reinno Pareno/Wartawan Harian Memorandum

Berderet rumah lampu depannya sudah tidak menyala. Suara ayam dan burung saling menyapa, perempuan tua hingga muda sudah memilih sayuran di alas terpal milik penjualnya. Sebagain membawa pulang lauk tempe, tahu, ikan laut, daging yang kebetulan terlihat memiliki uang. Sebagian anak usia sekolah SD, SMP dan SMA berlalu lalang dipinggirnya.

 

“Bu, telat cepet to, “ teriak bocah TK memanggil ibunya di teras rumah. Sebagai tanda pamitan, tangan mungilnya ditempelkan di tangan kanan ayahnya yang dipundaknya dilengketkan pacul dan sebotol air matang di bekas botol kemasan isi satu satu liter, memang di pemukiman padat di Desa Cangaan Kec. Kanor itu lahan pertaniannya sedang bertanam padi.

 

Rombongan guru, karyawan pelintingan rokok yang pabriknya ada di tetangga desa dan laki laki dewasa lainnya bermotor memenuhi ruas jalan berpaving, yang bahunya sebagian telah rusak. Suasananya bising antara deru mesin dan suara klakson. Pagi itu nampak kesibukan warga disana, saling bersemangat mencari nafkah dengan keramahan dan mengucap salam diantara mereka bersahutan.

 

Dalam Ilmu Agama Islam, saya mengutip Hadist Nabi Besar Muhammad SAW dari Sa’ad bin Abi Waqosh, yakni apabila mencari nafkah dengan ikhlas, akan menuai pahala besar Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh, Nabi bersabda. “Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.”

 

Warga yang saya ceritakan diatas dan di desa lainnya yang di pagi itu dan seterusnya di pagi lainnya bersemangat dalam mencari nafkah didasari keikhlasan sesuai kutipan hadist. Saya sering bertanya, bagaimana suami yang masih belum dapat mencari nafkah ? jawabannya sering saya temui rumah tangganya miskin, terbelit hutang rentenir.

 

Lainnya, anak anaknya tidak dapat bersekolah ke jenjang SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, terjadi gangguan Kamtibnas merepotkan semuanya. Ya, persoalan sosial tetap terjadi. Siapa yang bertanggung jawab tentang jenis suami diatas. Kembali lagi, ke uraian di tubuh tulisan teratas. Sebenarnya peluang nafkah tak akan pernah tiada, dia tetap ada selama kemalasan itu harus dilawan, apalagi mencari nafkah dijamin surga dan berniat untuk semangat pagi. (*)     

Subscribe

Terima Kasih Telah Bersinergi Bersama Kami, Ikuti Berita Kodim 0813 Bojonegoro Dengan Follow Artikel dari Web Ini.

No Responses

Tinggalkan Balasan

error: Konten Dilindungi !!